Default Title

Digitalisasi Aset Daerah dengan Model 3D Interaktif

Digitalisasi Aset Daerah dengan Model 3D Interaktif

Aset Daerah merupakan sumber daya penting bagi pemerintah dalam mendukung pelayanan publik dan pembangunan. Aset Daerah berperan menopang Pendapatan Asli Daerah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengelola aset secara memadai.

Dalam praktiknya, pengelolaan aset daerah mencakup berbagai aspek, mulai dari perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, hingga pengawasan dan pengendalian. Semua itu bertujuan agar aset daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah, sehingga arah pembangunan dapat lebih terintegrasi dan terprogram dengan baik.

Kendala Pengelolaan Aset Daerah

Data aset umumnya masih tercatat secara parsial, seringkali hanya sebagian aset yang tercatat dengan baik. Selain itu belum terintegrasi antara data tekstual dengan data spasial sehingga sulit memahami konteks lokasi, kondisi, dan hubungan antar aset. Informasi administratif juga tidak terintegrasi dengan kondisi fisik di lapangan, membuat pengawasan dan pengendalian menjadi kurang optimal. Akses terhadap data aset pun terbatas, sehingga pengambil kebijakan kesulitan memperoleh gambaran utuh yang cepat dan akurat. Akibatnya, banyak aset yang tidak termanfaatkan secara optimal, bahkan berpotensi menimbulkan kerugian dan kehilangan peluang untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Digitalisasi Aset Daerah dengan Model 3D Interaktif

Di era transformasi digital, salah satu solusi inovatif pengelolaan aset adalah membangun model 3D interaktif dengan konsep 3D City. Dengan teknologi ini, data aset tidak lagi sekadar berupa catatan angka, melainkan divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi yang mudah dipahami.

Dengan model 3D interaktif, aset dapat divisualisasikan secara lebih informatif. Bentuk objek/aset tervisualisasi sesuai kondisi riil, data administratif (fungsi, kapasitas, status kepemilikan) terhubung langsung pada objek 3D, serta posisi dalam peta kota terlihat jelas, lengkap dengan hubungan terhadap jaringan jalan, fasilitas sekitar, dan infrastruktur lain. Data yang tadinya statis berubah menjadi visualisasi spasial yang dinamis, interaktif, dan mudah dianalisis.

Manfaat Digitalisasi Aset Daerah dengan 3D

  1. Integrasi Data

    Data aset yang sebelumnya tersebar dan parsial dapat disatukan dalam satu platform 3D interaktif. Informasi tekstual seperti fungsi, status hukum, hingga nilai aset dapat dihubungkan langsung dengan lokasi spasialnya, sehingga lebih mudah diverifikasi, diawasi, dan dimanfaatkan.

  2. Dasar Perencanaan Pembangunan

    Visualisasi 3D memberikan gambaran nyata kondisi lapangan, sehingga mempermudah perencanaan pemeliharaan, renovasi, maupun konversi fungsi aset. Pemerintah dapat membuat keputusan pembangunan yang lebih terarah dan efisien.

  3. Optimalisasi Pemanfaatan Aset

    Dengan data yang akurat, pemerintah dapat mengidentifikasi aset yang belum termanfaatkan secara maksimal. Hal ini membuka peluang pemanfaatan baru, baik untuk pelayanan publik maupun kerja sama dengan pihak swasta.

  4. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    Perhitungan pajak dan retribusi menjadi lebih akurat berdasarkan data luas, nilai, dan fungsi aset yang nyata. Hal ini tidak hanya meningkatkan akuntabilitas, tetapi juga berkontribusi langsung pada peningkatan PAD.

Digitalisasi aset daerah dengan model 3D interaktif membuka peluang besar bagi pemerintah daerah untuk mengelola aset secara lebih efektif. Untuk mewujudkannya, Academy of Spatial and BIM (ASBIM) hadir menyediakan pelatihan Pemodelan 3D City dengan CityEngine. Melalui pelatihan ini, pemerintah daerah dapat membekali timnya dengan keterampilan membangun model 3D yang terintegrasi untuk membuat peta 3D tapak bangunan dan inventarisasi aset.